Kamis, 20 Oktober 2016




Hello Good People..

Maaf banget kemarin sempat nggak posting apa-apa karena lagi banyak kesibukan yang nggak bisa ditinggalkan. Semester ini lagi padat-padatnya tugas kuliah nih. Kalau lagi banyak tugas kuliah gini rasanya pengen banget escape from reality. Waktu bersantai buat diri sendiri saja berkurang, apa lagi buat piknik.
Gara-gara ingin melarikan diri dari kesibukan, aku jadi teringat pada saat liburan kuliah bulan Februari lalu. Aku menyempatkan berlibur ke Bali bersama sahabatku (Deassy). Deassy adalah sahabatku yang sudah aku kenal sejak duduk di bangku kelas 1 SD. Pada awalnya kami memang sering merencanakan untuk liburan berdua, tetapi selalu saja batal karena berbagai alasan seperti waktu dan biaya. Akhirnya setelah sekian lama, kami berhasil melakukan perjalanan ke Bali. Pada postingan kali ini, aku akan berbagi cerita dan tips-tips saat berlibur bersama sahabat. Ikuti ceritaku yaa.. 

Rencanakan liburan dengan matang

Kami merencanakan perjalanan ini dari jauh-jauh hari. Bahkan berbulan-bulan. Agar perjalanan bisa berjalan mulus, aku dan Deassy harus memperoleh ijin dari orangtua terlebih dahulu. Kemudian, kami mulai membuat rancangan biaya yang diperlukan mulai dari transportasi, penginapan, makan, dan lain-lain. Rancangan tersebut menjadi acuan untuk kami persiapkan. Tapi jumlah biayanya harus dilebihkan, untuk antisipasi jika ada hal yang tidak terduga.  

Segera memesan tiket pesawat/kereta
Kalau kamu tidak segera memesan tiket, rencana yang kamu buat bisa menjadi wacana karena kalian merasa tidak terikat dengan jadwal keberangkatan dan tidak ada rasa "sayang udah bayar". Selain itu kamu jadi menunda-nunda rencana liburan kamu.
So, aku dan Deassy langsung membeli tiket pesawat dengan rute penerbangan SOC-DPS dan DPS-JOG melalui aplikasi Travel*ka.

Kenali Partner Liburanmu
Meskipun aku sudah berteman sejak lama dengan Deassy, tentu saja ada beberapa kekurangannya yang tidak aku suka. Oleh sebab itu, kami harus saling mengerti kekurangan masing-masing. Kami membuat kesepakatan bersama untuk saling tolong menolong dan tidak saling menyusahkan. Kami juga harus saling mengerti bagaimana sifat masing-masing dan mencoba memaklumi satu dengan yang lainnya. Aku dan Deassy orang yang sama-sama pelupa dan sering teledor. Maka tidak jarang kami melakukan kesalahan konyol. Jadi kami harus saling mengingatkan jika salah satu dari kami melakukan kesalahan. 

Day 1 
Hari pertama, aku dan Deassy meluncur ke Bandara Adi Soemarmo dari depan kampus UNS naik Batik Solo Trans (BST). Setiba di sana, kami segera menukar boarding pass dan menunggu di ruang tunggu. Pesawat kami delay beberapa menit. Tapi tidak lama setelahnya kami bisa segera take-off.  
Akhirnya selama 1 jam 15 menit perjalanan, kami mendarat dengan selamat di Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali. 
Sambil menunggu bagasi, kami matikan airplane mode ponsel dulu sambil cari-cari sinyal. Sempetin update path dahulu..hehe
Penting nggak penting sih, tapi buat aku yang jarang banget update path hal ini jadi penting. Selain itu dengan update, kamu bisa memberi kabar kepada orang-orang terdekat dimana posisi kamu dan bagaimana kondisimu saat ini.

Tapi satu hal yang perlu diingat. Kalau kamu nggak mau menyesal karena banyak teman-temanmu yang menitip oleh-oleh seperti komentar path di atas, mending nggak usah update path :)) HAHAHA

Meminimalisir Pengeluaran
Karena kami berdua ini traveller low budget , kami berusaha untuk meminimalisir pengeluaran. Kami berdua berjalan kaki dengan membawa tas carier yang lumayan berat sampai ke luar bandara untuk mencari taksi. Sebenarnya di bandara banyak taksi yang bisa dinaiki. Hanya saja biayanya lebih mahal daripada naik taksi yang ada di luar bandara.Akhirnya kami mendapatkan taksi di luar bandara.
Sesampainya di Kuta, kami berjalan kaki mencari penginapan untuk sementara di daerah Poppies Lane II. Setelah menemukan penginapan yang pas, kami langsung check in dan menaruh barang-barang bawaan kami. Hari pertama ini kami habiskan untuk jalan-jalan di sekitar Kuta, makan di Mcd, belanja di beach walk, dan menelusuri pantai Kuta.



Pesawat PP SOC-DPS DPS-JOG  = 644k / orang
BST UNS-Bandara Adi Soemarmo = 40k
Taksi Bandara Ngurah Rai - Kuta    = 30k
Hotel + Sewa Motor 3h2m               = 440k (dapat breakfast)
Lain-lain (makan,minum,dll)             = 100k


Day 2
Pada hari kedua, setelah sarapan pagi di hotel, kami berencana menyusuri pantai-pantai di daerah Uluwatu. Sebenarnya ada banyak pilihan pantai yang menarik untuk dikunjungi. Tetapi kami harus memilih beberapa pantai saja karena jarak antar pantai sangat jauh. Kami sempat berdebat pantai mana saja yang harus dikunjungi terlebih dahulu.

Buat Daftar Tempat Tujuan
Karena kami tidak memikirkan tujuan wisata dengan matang, akhirnya kami memilih pantai-pantai yang jaraknya tidak jauh antara satu dengan yang lain. Dalam kondisi seperti ini, sangat penting bagi kamu untuk menggunakan GPS. Selain itu di sini juga masih minim penunjuk jalan untuk menuju ke pantai-pantai tertentu yang kurang dikenal.

Malu Bertanya Sesat di Jalan
Jangan langsung percaya dengan GPS yang kamu gunakan. Jalan yang dipilih GPS bisa saja jalan tercepat tetapi terkadang tidak realistis untuk dilalui. Di sini, kami berkali-kali putar balik karena tersesat saat mencari pantai tujuan. Ada beberapa pantai yang jalan menuju ke sananya sangat sepi serta berlubang. Akhirnya kami pindah haluan mencari tempat lain yang lebih ramai. Saat beristirahat di warung kelontong, kami bertanya kepada pemilik warung tentang arah jalan. Kalau saja kami melakukannya sejak tadi, mungkin kami bisa sampai ditujuan lebih cepat

Akhirnya, tibalah kami di sebuah pantai tersembunyi yang bernama Blue Point. Pantai ini biasa digunakan para turis untuk surfing. Tapi pada saat itu ombak laut sedang pasang jadi banyak turis yang hanya berenang saja. Karena kami tidak membawa baju renang, jadi lebih baik hunting foto di sini karena tempatnya cukup keren.









Sepuasnya hunting di Blue Point, kami melanjutkan perjalanan ke sebuah pantai bernama Padang-Padang. Jaraknya tidak terlalu jauh dari lokasi ini. Pantai Padang-Padang sudah cukup ramai dikunjungi wisatawan. Di pesisir pantai sudah banyak orang-orang yang berjualan serta menyewakan papan surf dan payung untuk berteduh. Pantainya pun tidak terlalu besar. Kami di sini hanya beristirahat saja. 
Ada satu pantai yang paling aku sesali. Pantai itu adalah pantai Dream Land. Dulu pada saat aku masih kelas 2 SMA atau sekitar 3-4 tahun yang lalu, pantai Dream Land merupakan pantai yang bersih dan indah. Bahkan lebih indah dari Pantai Kuta. Tetapi saat ini kondisinya sangat memprihatinkan. Banyak sampah yang menumpuk di sekitar pantai ini. Padahal sebenarnya pantai ini memiliki potensi wisata yang bagus. Sayang sekali aku tidak sempat mengambil fotonya.
Menjelang sore hari, kami segera menuju ke Pura Uluwatu untuk menyaksikan sunset dan Tari Kecak. Di Pura ini kami harus memakai pakaian yang sopan, mengingat bahwa Pura menjadi tempat ibadah umat Hindu di Bali. Kami harus memakai kain sarung untuk menutupi celana pendek yang kami kenakan. Pura ini sangat luas. Cukup melelahkan mengelilingi seluruh bagian Pura ini. Menariknya, di sini banyak monyet-monyet yang suka iseng. Itu mengapa kami diminta untuk berhati-hati membawa barang bawaan kami. Monyet biasanya suka mengambil topi dan kacamata. Ada seorang turis yang kaca matanya direbut oleh seekor monyet. Turis itu kesal dan meneriaki si monyet. Yang terjadi malah keduanya saling meneriaki satu sama lain. Coba bayangkan sendiri lah..hehehe 
Kayanya aku kena karma karena menertawakan si turis tadi, giliran aku yang dikerjai oleh  monyet. Jadi begini ceritanya, aku memakai tas kipling berwarna hijau tosca dilengkapi gantungan tas berbentuk monyet yang juga berwarna hijau tosca. Pada saat aku berjalan bersama Deassy berkeliling Pura, tiba-tiba tasku terasa berat seperti ada yang menariknya. Lalu tiba-tiba si Deassy ini heboh sendiri, berlari menjauh dan menunjuk ke arah belakangku sambil teriak "Awas.. awas!!". Aku langsung paham apa yang terjadi. Pasti ada monyet yang sedang berada di belakangku. Karena takut, aku tidak berani menengok ke belakang dan tetap berjalan ke depan perlahan-lahan. Beberapa detik kemudian, si monyet ini akhirnya melepaskan tarikannya. Pada saat aku menoleh ke belakang, ternyata si monyet berhasil menarik gantungan tasku yang berbentuk monyet ini.


Saling Menolong
Saat berlibur bersama teman, tolong-menolong menjadi hal yang sangat penting. Misalnya kamu minta tolong temanmu untuk memotret kamu, sebaliknya kamu juga harus mau dong gantian memotret teman kamu. Sayangnya karena cuma berdua, kami tidak bisa foto berdua di Pura Uluwatu ini karena harus bergantian. Sehingga foto yang kami punya di sini selalu sendiri-sendiri. Saat berlibur bersama Deassy, kami saling berbagi dalam hal apa saja. Misalnya saat salah satu dari kami tidak membawa uang, kami bisa meminjamkan uang terlebih dahulu. Simple, tapi penting.



Menjelang sore hari, kami yang akan menyaksikan tari kecak diminta untuk menuju kepanggung pertunjukkan. Tempat duduk kami berada di ujung tebing yang bawahnya merupakan Selat Bali. Dari sini, kami bisa melihat tari kecak dan matahari terbenam secara bersamaan. Keren!. Sebelum pertunjukkan dimulai ada prosesi doa terlebih dahulu. Pada saat akan dimulai, tiba-tiba Deassy menanyakan dimana kunci motornya. Masing-masing kami langsung mencari kunci motor dalam tas masing-masing. Tetapi hasilnya nihil. Kami menduga-duga pada saat parkir, Deassy lupa mencabut kunci motornya saat membuka jok motor. Kemungkinan kunci masih terpasang di sana. Aku berusaha menenangkan Deassy, karena pertunjukkan baru saja di mulai. Pikiran kami tidak karuan, kami takut motor sewaan kami dicuri orang. Sambil berdoa,kami memaksakan diri menikmati pertunjukkan hingga selesai.
Seusai pertunjukkan, kami langsung berlari ke parkiran motor. Dan...
ALHAMDULILLAH, kuncinya masih menggantung di situ. Padahal tadi kami sempat memikirkan berapa biaya mengganti motor, dan sempat mengkalkulasi uang bulanan kami jika dipotong untuk mengganti biaya motor yang hilang. Seketika kami ketawa-ketawa selama di perjalanan pulang. HAHAHA



Masuk pura uluwatu = 20k / orang
Tari Kecak = 100k / orang
Lain-lain (makan,minum,parkir,jajan) = 50k 

Day 3

Hari ini kami berencana untuk pindah penginapan, karena tempat sebelumnya memang untuk sementara saja. Lagi pula hotel sebelumnya juga kurang nyaman untuk kami berdua yang gampang risih. Akhirnya, kami mencari hotel di Travel*ka yang pas dan strategis. Setelah menemukan hotel yang cocok dengan harga miring, kami langsung booking dan menuju kesana menggunakan taksi. Setiba di sana, kami disambut dengan ramah. Sayangnya di penginapan ini tidak ada penyewaan kendaraan, sehingga kami harus mencari rental motor sendiri. Banyak rental motor yang bisa kamu temukan di internet. Kami mendapatkan rental motor dengan harga yang murah dan bisa memilih jenis motornya. Tenang, setiap rental motor pasti akan memberi pinjaman 2 buah helm.
Oh iya, angan lupa untuk selalu menjaga helm agar tidak dicuri maupun ditukar orang. Aku pernah lupa mengunci helm di dalam jok. Pada saat motor rental harus dikembalikan helm nya sudah ditukar dengan helm rental motor lain yang lebih jelek. Jadi aku harus membayar ganti rugi ke rentalan.  
Pada hari ketiga ini, saking nyamannya dengan penginapan baru ini, kami memilih untuk istirahat dan bermalas-malasan di kasur. Pada malam harinya kami hanya jalan-jalan di sekitar Legian dan membeli martabak manis untuk dimakan di hotel sambil rumpi cantik. 
Yah begitulah, hari ketiga kami sangat tidak produktif. Lagi pula cuaca hari itu tidak begitu bagus.

Hotel 3h2m = 308k

Sewa Motor = 60k
Makan seharian = 130k

Day 4

Pada hari keempat, sebetulnya kami ingin sekali pergi ke Ubud. Tetapi ternyata jarak yang ditempuh kesana sangat jauh dari penginapan, sehingga kami urungkan terlebih dahulu. Cuaca di Bali saat itu kurang mendukung. Kami memutuskan untuk mengunjungi tempat-tempat yang terdekat. 
Berangkat menggunakan motor, aku dan Deassy mulai kelaparan dan ingin makan smoothie di Nalu Bowls, Seminyak. Sesampainya di sana kita memesan makanan sesuai selera masing-masing.
Aku memesan Uluwatu Bowl, sedangkan Deassy memesan J-Bay (+Almond). Rasanya benar-benar enak, segar, ada rasa manis dan asamnya. Tetapi bagiku porsinya kebanyakan. Jadi lebih baik satu mangkuk share saja sama teman kamu kalau porsi makannya sedikit. Isinya ada buah-buahan, kelapa, granola dan saus buah naga. emm jadi ngiler nih..Kalau punya Deassy lebih manis karena saus yang dipakai juga berbeda (aku udah lupa rasanya).
Ini detail foto Uluwatu Bowl yang aku pesan


Seusai brunch, kami mampir ke Potato Head untuk bersantai-santai saja, sambil menunggu hujan reda. Foto-foto dulu mumpung di sini :)
Kami kesulitan mengambil foto berdua karena pasti harus pakai timer

Sore harinya, kami sudah merasa lapar lagi. Kemudian kami memutuskan untuk mencari masakan Jawa di sekitar Seminyak. Kami mampir di sebuah restoran sederhana bernama Kolega. Di sini banyak tersedia masakan-masakan Jawa. Dan ternyata masakannya enak semua. Serius. Aku merekomendasikan tempat ini kalau kamu sedang cari makan masakan Jawa di Seminyak. Harganya juga tidak mahal.

Uluwatu Bowl = 65k
Nongkrong di Potato Head = 77k
Makan di Kolega = 30k

Day 5

Hari terakhir kami di Bali, kami sempatkan untuk mencari oleh-oleh berupa pie susu untuk keluarga dan teman-teman kami. Lalu kami kembali ke penginapan untuk packing barang-barang kami. Rasanya sedih harus meninggalkan Bali. Belum puas rasanya karena hanya beberapa hari saja kami di sini.Kami berjanji akan kembali ke sini lagi dengan sikap yang lebih bijaksana lagi dalam travelling alias terkonsep. Selama di sini, kami berdua mendapatkan banyak pengalaman yang berharga dan tidak terlupakan.




Optional : 
Ada alternatif transportasi lainnya yang bisa kamu coba selain dengan naik pesawat yaitu kereta. Dari Jogja (stasiun Lempuyangan) dan Solo (stasiun Purwosari) kamu bisa naik kereta api Sri Tanjung seharga 100k per orang. Lalu berhenti di Stasiun Banyuwangi Baru. Tidak jauh dari stasiun Banyuwangi jalan kaki hingga penyebrangan di Pelabuhan Ketapang. Untuk menyebrang biayanya 6.500 (tahun 2014). Lalu sampai di Pelabuhan Gilimanuk, kamu bisa mencari bis umum / angkutan umum menuju ke Terminal Ubung biasanya 35k. Sesampainya di Terminal Ubung kamu bisa naik taksi ke Kuta sekitar 40k atau sewa angkutan umum.

2 comments

Himas, thanks for sharing. Aku selama ini belum pernah literally liburan sendiri lho haha. Suka keder dulu nyisihin biaya haha. Jadi kebayang kayaknya taun depan boleh juga nih diagendakan.

REPLY

Hehe cobain dlu mbak bikin tabungan khusus piknik terus ambil cuti tahun depan :D. Dijamin seruu banyak pengalaman & pelajaran yg gk bs didapetin pas liburan sm keluarga :))

REPLY

Love Letters & Lullaby . 2017 Copyright. All rights reserved. Designed by Blogger Template | Free Blogger Templates